Cima Behind The Scenes

Belajar membaca hikmah dari setiap adegan


Saya lupa memperkenalkan rombongan. Rombongan kami terdiri dari 20 orang, yaitu satu perwakilan provinsi Jawa Barat, tiga orang perwakilan Disperindag Jawa Barat, empat orang perwakilan Kota Bandung, dua orang perwakilan dari BHTV (udah pasti dong, saya dan Pak Sanny), satu orang perwakilan BCCF (Kang Tubagus Fiki), dua orang perwakilan ITTelkom, empat orang perwakilan KIKT Bandung, dua orang perwakilan kesenian Bandung dan dua orang pengusaha makanan.

Hari pertama Expo dimulai dengan penuh perjuangan. Jalanan menuju tempat Expo macet total. Hari ini adalah hari pembukaan Expo, jadi semua perwakilan dari negara ASEAN datang dan meresmikan pembukaan Expo. Alhasil, saya dan rombongan harus berjalan kaki cukup jauh. Karena mobil yang kami tumpangi sudah menyerah. Jalan-jalan tikus pun sudah dicoba, namun hasilnya tetap saja...terjebak macet.

Dari tempat kami berjalan, Nanning International Convention & Exhibition Center, tempat CAEXPO sudah terlihat. Nampak dekat, pikirku. Namun setelah dijalani, ternyata dari tempat kami berjalan, terdapat lembah yang cukup curam, dan kami pun harus memutar. Keringat mulai bercucuran. Batik yang kupakai sudah mulai basah. Ternyata bukan kami saja yang berjalan menuju Gedung, banyak peserta lain juga yang harus berjalan demi menghindari macet.

Subhanallah, saya dibuat takjub lagi. Persiapan panitia CAEXPO memang benar-benar total. Agar kami tidak tersesat, disepanjang jalan, polisi dan panitia relawan berbaris rapi yang berselang sekitar 5 meter sampai ke Gedung. Senyum menghiasi wajah mereka, sehingga tampak dedikasi tinggi yang diberikan mereka untuk negaranya. Terlihat keikhlasan mereka untuk berkorban bagi negara.

Kami pun sampai di depan kawasan gedung. Pos-pos pemeriksaan sudah menunggu. Kami pun masuk satu per satu dengan barang-barang kami diperiksa terlebih dahulu. Penjagaan yang cukup baik, mengingat ini merupakan acara internasional. Melihat ke atas, ternyata perjuangan masih belum berakhir, kawan. Kami harus menaiki tangga 'seribu'...jauh sekali. Ibu-ibu dari rombongan kami sudah merasa kecapean. Kami pun berjalan lebih santai, dengan diselingi istirahat beberapa kali. Wah...hari pertama yang dipenuhi dengan keringat.

Besar sekali gedungnya... Mulai terlintas di benak untuk membandingkan dengan Sabuga. hehehe...ternyata jauhhhh sekali. Sudahlah, tak usah dibandingkan.

0 review sahabat

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)