Cima Behind The Scenes

Belajar membaca hikmah dari setiap adegan


Weleh-weleh... saya lupa, masih ada cerita tentang perjalanan di Nanning yang belum saya posting.hehe. gapapa, diselingi aja. Kali ini saya ingin berbagi tentang stand Bandung.

Stand Bandung terletak di paviliun City of Charm, Information and Communication Technology. Stand Bandung terletak pada posisi yang cukup strategis, yaitu hanya beberapa langkah dari pintu masuk paviliun City of Charm. Stand Bandung diapit oleh Singapura dan Brunei Darusslam.

Dengan dana yang secukupnya dan waktu yang mepet, desain stand kota Bandung dapat dikatan cukup optimal. Desain minimalis yang terkesan mewah, membuat Bandung memiliki daya tarik bagi pengunjung. Hampir setiap pengunjung yang memasuki paviliun ini, masuk untuk berkunjung ke stand Bandung.

Pengunjung akan disambut oleh lagu-lagu khas Sunda, kemudian di sisi kiri dan kanan halaman depan stand Bandung, pengunjung dapat melihat karya-karya unik khas Bandung dan sebelum masuk, pengunjung akan melihat dua buah layar yang menayangkan kebudayaan-kebudayaan dan pariwisata di Bandung.

Untuk memeriahkan suasana, di halaman stand Bandung menjadi tempat pertunjukan kebudayaan Sunda, yaitu pertunjukan angklung oleh volunteer-volunteer dengan arahan Pak Sam, dan pertunjukan tari oleh Ibu Sri. Pertunjukan ini menyedot perhatian banyak pengunjung. Pada masa-masa istirahat, halaman ini dipakai untuk memamerkan angklung. Dan banyak dimanfaatkan sebagai tempat foto-foto oleh pengunjung.

Di stand ini, terdapat dua buah gateway. Masing-masing di sebelah kiri dan kanan. Tanpa adanya petunjuk "Enter dari sebelah sini" dan "Exit nya kesini", hampir semua pengunjung masuk lewat sebelah kanan dan keluar dari sebelah kiri. Menarik juga, apakah ini memang sudah ter frame bahwa masuk itu harus dari sebelah kanan?

Begitu masuk pengunjung langsung dapat membawa profile BHTV yang disajikan dengan bentuk unik, yaitu seperti sebuah passport. Passport ini berisi tentang informasi mengenai Bandung dan BHTV dan juga beberapa contoh produk dan logo perusahaan TIK Bandung.

Kemudian dalam kotak kaca, pengunjung bisa melihat miniatur-miniatur alat kesenian Sunda. Dua langkah dari situ, akan ada bungkusan-bungkusan minuman khas dari Jawa Barat, apalagi kalau bukan bandrek beserta kawannya. Bergerak sekitar dua-tiga langkah, pengunjung dapat menemukan bungkusan gorengan-gorengan khas Indonesia, seperti gorengan tempe. Pada acara ini, pengunjung dapat mencicipi gorengan yang disediakan. Dan, ternyata habis...hehe... saya kira di Indonesia saja. :p

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Bandung, pengunjung dapat mengambil brosur-brosur yang telah disediakan di dekat tempat makan gorengan.

Ada yang cukup menarik perhatian di ujung kiri stand Bandung, yaitu BHTV corner. Di BHTV corner ini pengunjung dapat melihat poster-poster BHTV yang disusun dan dicetak dengan elegan oleh kontraktor, dan tentu saja atas komando dari Kang Fiki. Lampu-lampu disusun begitu indah sehingga nampak kemewahan di dalam kesederhanaan.

Setelah melihat-lihat BHTV corner, pengunjung dapat melihat karya-karya industri kreatif yang tersimpan dalam dua box kaca. Sayang memang, karya industri kreatif Bandung yang sebegitu banyak hanya dimuat dalam dua box kaca. Kemudian, sebelum meninggalkan stand, pengunjung dapat melihat-lihat informasi mengenai Institut Teknologi Telkom dan rencana pengembangan Technoparknya.

Setelah itu, giliran stand yang lain untuk dikunjungi. Ingin tahu siapa saja yang datang ke stand Bandung? Nantikan cerita selanjutnya

2 review sahabat

  1. music freak  
    This comment has been removed by the author.
  2. Unknown  

    cimooot

    i leave a comment here :)

    rajin amet y cim ngisi blog nya..

    dah banyak lg isinya :P

    aku mah pemalas nih :(

    ntar aku comment2 lg y klo lg ngjunk di kantor hahahahahahaha
    ...
    "g bisa pake background cim html nya :( " padahal dah dibuat warna pink... hiks...

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)